Rabu, 06 Oktober 2010

Kepastian Fitnah Kubur, Adzab Kubur, dan Nikmat Kubur Berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan Ijma'

Di antara aqidah ahlus sunnah wal jama’ah adalah mengimani adanya fitnah kubur serta adzab dan nikmat kubur. Hal ini termasuk ke dalam lingkup keimanan terhadap hari akhir.

Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullahu berkata: “Iman kepada hari akhir mencakup beriman kepada setiap yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan sejak kejadian setelah mati. Dan di antara iman kepada hari akhir ialah mengimani fitnah kubur, adzab kubur, dan nikmat kubur.” (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 313).

Imam Abu Ja’far Ath Thahawy rahimahullahu berkata: “Kami (ahlus sunnah) beriman kepada malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut ruh makhluk di alam, beriman kepada adzab kubur bagi yang berhak mendapatkannya, beriman kepada pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam kubur tentang siapa tuhannya, apa agamanya, siapa nabinya, dan kami beriman kepada berita yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari shahabat ridhwanullahi ‘alaihim. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau jurang dari jurang-jurang neraka.” (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah dalam kutaib Mutunut Tauhid wal ‘Aqidah, hal. 268)


Fitnah Kubur

Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah pertanyaan dua malaikat. Itu adalah ujian untuk mayit ketika dua malaikat menanyainya (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 313).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu mengatakan : “Ahlus sunnah beriman dengan fitnah kubur, dengan adzab kubur, dan dengan nikmat kubur. Adapun tentang fitnah kubur, maka manusia akan ditanya di dalam kubur mereka. Maka mayit akan ditanya: ‘Siapa tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Maka Allah akan meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman dengan al qauluts tsabit di kehidupan dunia dan akhirat. Maka orang yang beriman akan mengatakan: ‘Tuhanku adalah Allah’; ‘Islam adalah agamaku’; ‘Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabiku’. Adapun orang yang orang yang ragu maka dia akan mengatakan: ‘Haah…haaah…aku tidak tahu. Aku mendengar manusia mereka mengatakan sesuatu maka akupun mengatakannya’. Maka dia dipukul dengan palu dari besi sampai berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh seluruh makhluk kecuali manusia. Kalau saja manusia mendengarnya, niscaya mereka akan pingsan.” (Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah, hal. 31)

Adzab Kubur dan Nikmatnya

Salaful ummah dan imam-imam mereka meyakini bahwasanya manusia jika meninggal maka dia bisa mendapat nikmat kubur ataupun adzab kubur. Jika bisa menjawab pertanyaan malaikat, maka dia mendapat nikmat kubur dan ini tanda baik baginya di ahkirat nanti. Jika dia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat, maka dia mendapat adzab kubur dan ini adalah tanda buruk baginya bagi kehidupan selanjutnya di akhirat.
Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullahu mengatakan: “Adzab kubur dan nikmat kubur itu haq (benar adanya). Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meminta perlindungan kepada Allah dari hal tersebut. Dan beliau memerintahkan (umatnya untuk meminta perlindungan dari adzab kubur) di setiap sholat” (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 66).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Adzab kubur atau nikmatnya adalah haq yang telah tetap berdasarkan zhahir Al Qur’an dan secara jelas di dalam As Sunnah dan ijma’ ahlus sunnah” (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal. 65).

Dalil-dalil Fitnah Kubur, Adzab Kubur, dan Nikmat Kubur

Banyak sekali dalil baik dari al Qur’an maupun As Sunnah yang menetapkan adanya fitnah kubur. Diantaranya firman Allah Ta’ala :
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim : 27)

Telah ada riwayat tafsir ayat ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya dari Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah berkata: “Seorang muslim jika ditanya di kuburnya, maka dia bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Itu adalah makna firman Allah : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”” (I’tiqad Ahlis Sunnah Syarh Ashhabil Hadits, Maktabah Asy Syamilah).

Dalil-dalil adzab kubur dan nikmat kubur dari Al Qur’an
Ada dalil dalam Al Qur’an yang menetapkan adanya adzab kubur dan nikmat kubur di dalam Al Qur’an, diantaranya:
1.    كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan” (QS. Al Mu’minun : 100).

Seorang ulama tafsir terkemuka, Imam Ibnu Katsir rahimahullahu mengatakan: “Firman Allah: “وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ” adalah ancaman untuk orang yang masih hidup agar tidak berbuat kezhaliman dengan adzab kubur sebagaimana Dia berfirman: “مِنْ وَرَائِهِمْ جَهَنَّمُ” (QS. Al Jatsiyah: 10) dan juga “وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ” (QS. Ibrahim: 17)” (Tafsir Ibnu Katsir, Asy Syamilah).

2.    وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آَيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya” (QS. Al An’am : 93)

Konteks ayat ini adalah peristiwa ketika proses meninggalnya seseorang. Sungguh malaikat telah mengabarkan-dan mereka adalah makhluk yang benar/jujur-bahwasanya orang-orang yang zhalim pada saat itu dibalas dengan siksa yang menghinakan. Dan jika siksa itu ditimpakan setelah mayit meninggal dan pergi dari dunia, sedangkan Allah berfirman “الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ” (Di hari ini kamu dibalas), maka ini menunjukkan bahwasanya siksa tersebut adalah siksa kubur. (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 321)

3.    فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk (45) Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”” (QS. Ghafir/Al Mu’min : 45-46)

Allah Ta’ala benar-benar menyebutkan adzab di dua tempat (yang salah satunya adalah adzab neraka) secara jelas yang tidak mengandung kemungkinan lainnya. Maka ini menunjukkan adanya adzab kubur (selain adzab neraka). (Idem, hal. 321-322)

4.    فَذَرْهُمْ حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي فِيهِ يُصْعَقُونَ (45) يَوْمَ لَا يُغْنِي عَنْهُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (46) وَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا عَذَابًا دُونَ ذَلِكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan. (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. Thur : 45-47)

Ayat ini mengandung kemungkinan bahwa adzab yang dimaksud adalah adzab di dunia misal dengan terbunuh atau lainnya. Namun yang dimaksud disini adalah adzab di alam barzakh, ini adalah pendapat yang lebih kuat. Karena kebanyakan dari mereka mati dan tidak diadzab di dunia. Sungguh dikatakan-dan ini pendapat yang lebih kuat : Siapa yang mati dari golongan mereka, maka akan diadzab di alam barzakh. Dan siapa yang masih hidup dari mereka, maka mereka diadzab di dunia dengan dibunuh atau selainnya dan mereka diancam denga adzab di dunia dan di alam barzakh. (Idem, hal. 321)

5.    سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar” (QS. At Taubah : 101)

Ibnu Juraij rahimahullahu berkata mengenai ayat tersebut: ”(yakni) adzab di dunia dan adzab kubur. Kemudian mereka dikembalikan kepada adzab yang besar.”
Al Hasan Al Bashri rahimahullahu-seorang tabi’in yang mahsyur-berkata : “(Kami siksa dua kali) ialah adzab di dunia dan adzab kubur” (Tafsir Ibnu Katsir, Asy Syamilah)

Dalil-dalil Adzab dan Nikmat Kubur Dari As Sunnah
Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullahu mengatakan: “Jika anda merenungi hadits-hadits yang berkaitan dengan adzab kubur dan nikmatnya, niscaya anda akan mendapatkan bahwa hadits-hadits tersebut adalah perincian dan penafsiran terhadap apa yang ditunjukkan Al Qur’an berupa adzab dan nikmat kubur. Dan hadits-hadits tentang adzab kubur banyak jumlahnya dan mutawatir dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 322).

Karena banyaknya, maka kami sebutkan beberapa yang ringkas saja:
1.    Dalam Shahihain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melawati dua kuburan kemudian bersabda: “Keduanya sedang disiksa…” [HR. Bukhari (I/61), Muslim (I/166), An Nasa’I (IV/106), Abu Dawud (20), Ibnu Majah (347), dan Ahmad (I/225)]

2.    Dalam Shahihain dari Abu Ayyub Al Anshary radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar saat matahari mulai tenggelam. Beliau mendengar suara, lalu beliau berkata: “Ini seorang yahudi sedang disiksa dalam kuburnya” [HR. Bukhari (II/102), Muslim (VIII/161), An Nasa’I (IV/102), dan Ahmad (V/419)]

3.    ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan: “Aku belum pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat kecuali saat itu beliau memohon perlindungan dari siksa kubur.” [HR. Bukhari (II/102), Muslim (II/92), dan An Nasa’I (IV/105)]

4.    Hadits Asma: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah, lalu menceritakan siksa kubur yang diberikan kepada seorang hamba. Saat beliau menceritakan itu, kaum muslimin langsung heboh.” [HR. Bukhari (II/102), An Nasa’I (IV/103)]

5.    Dalam kisah gerhana, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan mereka untuk meminta perlindungan dari siksa kubur. [HR. Bukhari (II/26), Muslim (III/30), dan An Nasa'i (IV/133)]

6.    Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang panjang, dalam akhir hadits Rasulullah bersabda: “Orang itu langsung dipukul dengan martil dari besi dengan sekali pukul sehingga berteriak, dan suara teriakannya itu terdengar oleh makhluk-makhluk di dekat kuburnya, kecuali jin dan manusia.” [HR. Bukhari (II/102), Muslim (VIII/161), Abu Dawud (4751), An Nasa’I (IV/97), dan At Tirmidzi (1071)]

Syaikh Al ‘Allamah Hafizh bin Ahmad Al Hakami rahimahullahu mengatakan: “Semua hadits-hadits di atas (tentang adzab dan nikmat kubur) tersebut ada dalam Ash Shahih, dan telah kami sitir sebagian di antaranya sejumlah enam puluh hadits melalui jalur-jalur riwayat yang shahih dari banyak shahabat secara marfu’, dan telah kami jelaskan dalam kitab As Sallam” (A’laamus Sunnah Al Mansyurah, edisi Indonesia: Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah, hal. 145-147).

7.    Hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu yang menyatakan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mendengar siksa kubur

8.    Dalam Shahih Muslim dan Sunan yang empat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlindung dari empat hal saat shalat (yakni siksa jahnnam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, dan fitnah dajjal) sesudah tasyahud akhir sebelum salam.
(Diringkas dari Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 323)

Lihatlah dalil-dalil yang tegas di atas!! Lihatlah siapa yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut!! Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam An Nasa’I, Imam Ibnu Majah, Imam At Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam Ahmad rahimahumullahu Ta’ala, mereka adalah imamnya ahli hadits. Imam umat muslim sedunia. Alangkah anehnya pada zaman ini masih ada juga yang meragukan adanya fitnah kubur beserta adzab dan nikmatnya. Dalil-dalil dari Al Qur’an, As Sunnah, dan ijma’ ahlussunnah seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat kita meyakini adanya fitnah kubur beserta adzab dan nikmatnya. Kemanakah akal sehat manusia yang meragukan adanya fitnah dan adzab kubur?!

Berlindung Dari Adzab Kubur Pada Setiap Shalat

Ya akhi, kalau kita sudah tahu dan yakin bahwasanya fitnah dan adzab kubur itu benar adanya, maka sudah seharusnya kita mencari cara agar terhindar dari adzab kubur. Diantaranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kita untuk berlindung dari adzab kubur. Do’a ini dibaca di setiap shalat setelah tasyahud akhir sebelum salam. Bahkan ada sebagian ulama yang mewajibkan membaca do’a ini di setiap shalat semacam Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullahu di dalam Shifat Shalat Nabi, akan tetapi-wallahu a’lam-pendapat yang tepat adalah tidak wajib. Do’anya adalah:
اللهم إني أعوذبك من عذاب جهنم, و من عذاب القبر, و من فتنة المحيا و الممات, ومن شر فتنة المسيح الدجال
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal
“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah al masih ad dajjal” [HR. Muslim, Abu ‘Awanah, An Nasa’I, dan Ibnul Jarud dalam Al Muntaqa (27). Lihat Al Irwa’ hadits no. 350]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a ini dalam tasyahudnya. [HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad shahih]
Nabi mengajarkan do’a tersebut kepada shahabat-shahabatnya sebagaimana beliau mengajarkan suatu surat Al Qur’an kepada mereka. [HR. Muslim dan Abu ‘Awanah]
(diringkas dari buku Sifat Sholat Nabi, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 228)

Itulah do’a yang Rasulullah ajarkan agar kita terhindar dari adzab kubur. Yang perlu diperhatikan disini adalah, bahwasanya hadits ini berkaitan dengan masalah fiqih, yaitu masuk dalam ranah ibadah yaitu sholat karena Nabi memerintahkan membaca do’a tersebut dalam shalat (bahkan ada ulama yang mewajibkan membaca do’a ini sebagaimana yang sudah lewat). Akan tetapi, isi hadits tersebut berupa aqidah yang harus diyakini oleh seorang muslim. Maka ini adalah hadits tentang masalah fiqih yang isinya adalah aqidah!hadits ahad tidak bisa dipakai sebagai hujjah dalam aqidah, maka tanyalah padanya bagaimana dia menjawab hadits ini!! Apa mereka akan menjawab: “Karena ini adalah hadits fiqih, maka bisa dijadikan hujjah. Maka berdo’alah dengan do’a ini di setiap shalat, akan tetapi karena isinya aqidah, ya tidak boleh terlalu meyakininya…”!! Inikah yang akan kau katakan!? Maka jika ada yang mengatakan bahwa adzab dan nikmat kubur itu tidak bisa diyakini 100% karena tidak ada dalil tegas dalam Al Qur’an (padahal jika direnungi dalilnya banyak seperti yang sudah dipaparkan) dan tidak ada hadits mutawatir (?) tentang masalah ini sedangkan ia meyakini Apa mungkin Rasulullah memerintahkan untuk berdo’a berlindung dari sesuatu, tapi sesuatu itu masih belum pasti adanya??

Inilah ketetapan tentang adanya fitnah kubur, adzab kubur, dan nikmat kubur. Diantara buah mengimaninya adalah timbul semangat beramal agar terhindar dari adzab kubur. Sehingga tidak hanya sekedar dijadikan wawasan saja, akan tetapi diamalkan. Sekian yang bisa kami sajikan. Semoga bermanfaat. Alhamdu lillahi alladzi bini’matihi tatimmus shalihat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar